A. Profil
Singkat PT. Astra Agro Lestari Tbk
PT. Astra Astra Agro Lestari Tbk ("Perseroan") adalah perusahaan
perkebunan kelapa sawit tekemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak 34 tahun
lalu, dengan komitmennya untuk selalu menghasilkan produk minyak sawit (CPO)
berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya yang kini telah menyatu menjadi Bursa Efek Indonesia, sejak Desember
1997 dengan komposisi kepemilikan saham oleh investor publik saat ini sebesar
20,3%. Harga saham Perseroan juga terus naik dari Rp1.550 per saham saat
penawaran umum saham perdana ( Initial Public Ofering / IPO) pada 1997 menjadi
Rp. 19.700 per saham pada penutupan perdagangan tanggal 31 Desember 2012 di
Bursa Efek Indonesia.
Sejarah berdirinya Perseroan diawali tahun 1983, ketika induk perusahaan
PT Astra Internasional Tbk, memutuskan untuk melakukan pengembangan usaha ke
sektor agribisnis dengan membentuk unit bisnis baru. Awalnya, unit bisnis
ini bertanggung jawab untuk mengelola perkebunan ubi kayu dan karet.
Menyadarai bahwa prospek kelapa sawit sangat menjanjikan,
manajemen memutuskan untuk fokus mengembangkan bisnis kelapa sawit. Pada tahun
1984, manajemen mengakuisisi PT. Tunggal Perkasa Plantations, yang memiliki
lahan perkebunan kelapa sawit, seluas 15.000 hektar di Riau, Sumatera. Pada
tahun 1988 PT. Astra Internasiona Tbk memutuskan menjadikan unit bisnis
perkebunan kelapa sawit sebagai entitas bisnis baru dengan nama PT. Suryaraya
Cakrawala. Tahun 1989, PT. Suryaraya Cakrawala diubah menjadi PT. Astra Agro
Niaga. Pada tahun 1997, PT. Astra Agro Niaga merger dengan PT. Suryaraya
Bahtera dan mengubah namanya menjadi PT. Astra Agro Lestari.
Setelah serangkaian merger, akuisisi, pengembangan baru
dan restrukturisasi, PT. Astra Agro Lestari Tbk memiliki total aset Rp 12,42
triliun hingga akhir 2012. Saat ini, Perseroan memiliki 28.1089 karyawan tetap
dan mengelola 272.994 hektar total perkebunan kelapa sawit di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi yang terdiri dari 212.622 hektar perkebunan inti dan
60.372 hektar perkebunan plasma.
Keberhasilan Perseroan dalam mengembangkan usaha
perkebunan kelapa sawit tak lepas dari segala upaya untuk mencapai visinya menjadi
perusahaan agribisnis yang paling produktif dan paling inovatif di dunia.
Visi dan Misi PT. Astra
Agro Lestari Tbk :
Visi
Menjadi Perusahaan
Agribisnis
yang paling Produktif
dan paling
Inovatif di Dunia
Misi
Menjadi Panutan
dan Berkontribusi
untuk Pembangunan
dan
B. Analisis Ratio Keuangan
1.
Liquidity
Ratio
Rasio
likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan PT. Astra Agro Lestari Tbk
untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang harus segera dipenuhi (kewajiban
jangka pendek) dengan menggunakan aset jangka pendek yang dimilikinya.
·
Current Ratio
Pada tahun 2006
mengalami penurunan, hal ini disebabkan current
liabilities lebih besar dari current
asset. Kemudian pada tahun 2007-2010 cenderung stabil dan semakin membaik
karena nilai current ratio mendekati
normal standar current ratio yaitu
2.0. Setelah itu pada tahun 2010-2013 mengalami penurunan karena terjadi
penurunan harga minyak sawit dunia dibawah perkiraan sebelumnya bahkan mencapai
level terendah.
·
Quick Ratio
Quick Ratio PT. Astra
Agro Lestari Tbk pada tahun 2006
mengalami penurunan yaitu senilai 0.5328, lalu mengalami
kenaikan yang signifikan dari tahun 2007-2010. Namun mencapai pada titik
terendahnya pada tahun 2012.
·
Cash Ratio
Cash Ratio mengalami
titik terendah pada tahun 2012 yaitu senilai 0.0876, meskipun pada tahun
sebelumnya juga mengalami penurunan tetapi tidak serendah pada tahun 2012,
yaitu pada tahun 2006, senilai 0.3467. Pada tahun
2007-2010 hampir mendekati standar normal 1.0 dan berarti nilai kas perusahaan
mampu untuk menutupi seluruh hutang jangka pendeknya.
2.
Effisiensi
Ratio
Aspek ini digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan
menggunakan hutang.
·
Inventory Turnover
Inventory Turnover pada
PT. Astra Agro Lestari Tbk tidak mengalami kenaikan dan penurunan secara
fluktuatif , sehingga membuat rasio perputaran persediaan mengalami keadaan
yang cukup stabil. Namun apabila dilihat dari tabel, titik tertinggi terdapat
pada tahun 2006 dan titik terendah terdapat pada tahun 2008.
·
Day’s Sales In
Inventory
PT Astra Agro Lestari
mengalami kelebihan persediaan pada tahun 2008, karena jangka waktu pembelian
persediaan cukup panjang, yaitu 65.445 hari, dan masa
perputaran jangka waktu paling pendek pada tahun 2006, yaitu 30.7451 hari.
·
Account Receivable
Turnover
Pada tahun 2005
mengalami perputaran piutang usaha paling rendah, yaitu sebesar 33.6146
yang disebabkan karena mengalami penurunan penjualan. Dan puncaknya di tahun
2008 senilai 330.3467 yang disebabkan karena penjualan mengalami peningkatan.
Namun pada tahun 2009, yaitu senilai 47.3717, terlihat perputaran piutang usaha
mengalami penurunan yang mana disebabkan adanya penurunan penjualan. Dan
penurunan perputaran piutang usaha di tahun 2010 sendiri, yaitu senilai 89.4824,
disebabkan karena adanya kenaikan penjualan.
·
Average Collection
Period
Pada tahun 2005
mengalami penurnan yang disebabkan adanya keterlambatan dalam penerimaan
piutang, dan titik terendah terjadi pada tahun 2011.
·
Total Asset Turnover
Total Asset Turnover
pada PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2005-2008 mengalami kenaikan, namun
pada tahun 2009 mengalami penurunan. Kemudian pada tahun 2010-2011 mengalami
peningkatan kembali, yang diikuti dengan penurunan kembali pada tahun
2012-2013, hal ini disebabkan karena total aktiva meningkat namun penjualannya
menurun.
·
Fixed Asset Turnover
Berdasarkan analisa
keuangan tahun 2005-2013, laju rasio fixed asset turnover tidak stabil. Terjadi
penurunan pada tahun 2006 dan 2012, sampai pada puncaknya pada tahun 2008.
Ketidakstabilan dari laju rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
untuk bisa memutar nilai aset tetap perusahaan memiliki kondisi yang tidak
stabil, hal ini terjadi karena adanya krisis keuangan pada tahun 2008.
3.
Leverage
Ratio
Leverage Ratio yaitu
kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan ditentukan dari aset-aset yang di miliki perusahaan.
·
Debt Ratio
Berdasarkan
analisis dan laju penurunan grafik secara keseluruhan terhadap rasio debt ratio
menunjukkan ketidakmampuan perusahaan mengurangi resiko perusahaan dalam
mendanai aset dengan hutang yang dimilikinya. Penurunan signifikan yang terjadi
pada tahun 2008-2009 sebesar. Pada tahun 2012, laju rasio meningkat secara
signifikan total kewajiban meningkat sebesar 27%.
·
Debt to Equity Ratio
Berdasarkan
grafik di atas, secara keseluruhan laju rasio ekuitas meningkat. Hal ini
menujukan kondisi keuangan yang makin baik dari tahun ke tahun walaupun sempat
mengalami penurunan pada tahun 2009. Peningkatan jumlah ekuitas diiringi dengan
peningkatan aset yang seimbang. Terdapat kenaikan laju rasio secara signifikan
pada tahun 2012.
·
Equity Ratio
Berdasarkan
grafik di atas, terdapat kenaikan laju rasio
pada tahun 2007-2011, kemudian pada tahun 2011-2013 menunjukkan adanya
penurunan kemampuan untuk mendanai aset dengan modal sendiri.
·
Equity Multiplier
Berdasarkan
analisis keuangan, menunjukkan penurunan dan kenaikan resiko secara signifikan.
Pada tahun 2005-2007 mengalami kenaikan siginifikan, kemudian dari 2007-2009
mengalami penurunan signifikan, tahun 2009-2011 cenderung stabil, tahun
2011-2012 mengalami kenaikan seignifikan dan 2012-2013 mengalami penurunan
kembali.
·
Time Interest Earned
Ratio
Berdasarkan
grafik di atas, dari tahun 2007-2008 terjadi peningkatan yang signifikan,
kemudian diikuti dengan penurunan yang drastis di tahun 2008 menuju 2009,
sedangkan di tahun lainnya cenderung stabil. Hal ini disebabkan karena nilai
interest expense di tahun 2008 sangat kecil, yaitu Rp. 179 juta
4.
Profitabilitas
Ratio
Profitabilitas
Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan PT. Astra Agro Lestari Tbk dalam menghasilkan laba dari
penjualan/pendapatan maupun pemanfaatan modal serta aktiva yang dimiliki
perusahaan.
·
Gross Profit Margin
Dilihat dari grafik di
atas, perjalanan garis grafik dari tahun 2007 menuju 2008 mengalami kenaikan
secara signifikan, diikuti dengan penurunan yang drastis dari tahun 2008 menuju
2009. Dan di tahun 2009-2013 mengalami naik turun garis grafik yang tidak
terlalu signifikan.
·
Operating Profit Margin
Berdasarkan grafik di
atas, pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan yang signifikan, hal ini
disebabkan karena kinerja perusahaan dalam memperolah laba operasi baik, namun
pada tahun 2007-2012 mengalami penurunan, hal ini karena kinerja perusahaan
dalam memperoleh laba operasi kurang baik, dan dari 2012-2013 mengalami
kenaikan kembali.
·
Net Profit Margin
Dari grafik di atas,
dapat dilihat pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan yang signifikan, hal ini
berarti semakin efisien PT. Astra Agro Lestari dalam mengeluarkan biaya-biaya
sehubungan dengan kegiatan operasinya pada tahun tersebut, kemudian pada tahun
2008-2009 mengalami penurunan yang signifikan, hal ini menunjukkan tidak
efisiensinya perusahaan dalam mengeluarkan biaya-biaya dalam kegiatan
operasinya.
·
OIROI / EROA
Berdasarkan grafik di
atas, pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun berikutnya
mengalami penurunan, hal ini menandakan kemampuan perusahaan kurang baik dalam
meminimalkan biaya operasional.
·
ROA
Berdasarkan grafik di
atas pada tahun 2006-2008 mengalami kenaikan, namun pada tahun berikutnya
mengalami penurunan, hal ini menandakan perusahaan tidak efisien dalam
memanfaatkan aktiva dalam kegiatan operasinya.
·
ROE
Berdasarkan grafik di
atas pada tahun 2006-2007 menunjukkan garis yang naik secara signifikan, hal
ini disebabkan karena kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi. Namun
dari tahun 2008-2009 menunjukkan garis yang turun secara drastis , hal ini
disebabkan karena laba yang dihasilkan perusahaan rendah, sehingga menimbulkan
tingkat pengembalian investasi terhadap investor juga turun. Sedangkan di tahun
lainnya mengalami naik turun garis grafik yang tidak terlalu signifikan.
·
Earning Per Share (EPS)
Berdasarkan garafik di
atas, pada tahun 2006-2008 mengalami kenaikan, berarti pada tahun ini
keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya baik, sedangkan di tahun 2008-2009
mengalami penurunan, kemudian naik kembali di tahun 2009-2012, dan diikuti
penurunan kembali ditahun 2012-2013.
·
Dividend Per Share
(DPS)
Berdasarkan grafik di
atas, pada tahun 2007-2008 dan 2011-2012 tidak terdapat dividen. Namun pada
umumnya, DPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan dividen
dalam jumlah yang tinggi, begitu juga dengan sebaliknya, DPS yang rendah
menandakan bahwa perusahaan hanya mampu memberikan dividen dalam jumlah yang
redah.
·
Dividend Payout Ratio
(DPR)
Berdasarkan grafik di
atas, pada tahun 2007-2008 dan 2011-2012 tidak terdapat dividen. Namun di tahun
2005-2006, 2009-2010, dan 2013 terdapat dividen, sehingga hanya pada tahun itu
saja dividen payout ratio dapat dihitung.
C.
Analisis Saham Perusahaan
1.
Grafik Pergerakan Harga Saham
Berdasarkan
grafik pergerakan harga saham di atas, dapat dilihat bahwa pada awal Januari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 mengalami peningkatan harga saham. Lalu
harga saham dari tahun 2008-2012 harga saham AALI sangat berfluktuatif dan
cenderung konstan, karena kenaikan dan penurunan harga saham tidak terlalu
tinggi. Meskipun pada pertengahan hingga akhir tahun 2008 terjadi penurunan
saham yang cukup tajam. Hal ini terjadi karena di tahun 2008 terjadi krisis
ekonomi global di Amerika yang menyebabkan enggannya para investor untuk
menanamkan modal nya kepada AALI. Kemudian di tahun 2013-2014 harga saham
cenderung naik, hal ini karena kinerja perusahaan AALI cukup baik sehingga
harga kembali stabil.
2.
Grafik Pergerakan Return Saham
Berdasarkan
pada grafik di atas, pergerakan return saham AALI mengalami perubahan yang
sangat mencolok terjadi di awal tahun 2009. Hal ini disebabkan karena pada
tahun tersebut harga saham mengalami penurunan yang disebabkan adanya krisis
ekonomi dunia di Amerika. Kemudian dari tahun 2010 sampai 2014 pergerakan return
sahamnya cenderung konstan, karena tidak ada pergerakan return saham yang
terlalu tinggi maupun yang terlalu rendah. Hal ini juga dipengaruhi oleh
membaiknya kinerja perusahaan AALI sehingga pergerakan grafik return saham
kembali stabil.
Dari
grafik pergerakan return saham ini pula, bisa dilihat apabila nilai return
saham menunjukkan angka min, itu berarti harga saham sekarang lebih kecil dari
harga saham kemarin (P0 > P1). Dan apabila nilai
return saham menunjukkan angka 0, itu berarti harga saham dari hari kemarin
sama dengan harga saham hari ini (P0=P1).
3.
Analisis Pergerakan Harga Saham
dan Return Saham
Dari grafik
pergerakan harga saham dan return saham, dapat kita analisis bahwa laju
pergerakan return saham tergantung pada harga saham itu sendiri.
Hal itu dapat kita lihat
dari dua grafik di atas, apabila return
saham menunjukkan angka minus, itu berarti harga saham di hari sebelumnya lebih
besar dari harga saham hari ini. Seperti yang ditunjukkan pada grafik harga
saham di atas, apabila grafik menunjukkan garis grafik yang menurun, otomatis
pada grafik return saham juga akan menunjukkan garis grafik dengan angka minus.
Dapat kita lihat dari
tahun 2006 sampai pertengahan 2008, grafik harga saham dan return saham
sama-sama menunjukkan kenaikan yang cukup stabil, kemudian di akhir tahun 2008
harga saham menunjukkan garis grafik yang turun drastis yang berimbas hingga
awal tahun 2009, hal ini terjadi karena para investor enggan menanamkan modal
ke perusahaan PT. Astra Agro Lestari, sehingga return saham juga ikut turun
hingga menunjukkan angka minus. Lalu di awal tahun 2009 hingga tahun 2014 harga
saham mulai kembali stabil dan naik secara perlahan, yang ditunjukkan pula oleh
grafik return saham yang cenderung stabil.
Grafik harga saham dan return saham
yang menunjukkan kenaikan secara bertahap dan stabil menandakan bahwa kinerja
perusahaan PT. Astra Agro Lestari semakin membaik dan para investor kembali
menaruh kepercayaannya untuk menanamkan modal ke PT. Astra Agro Lestari.
D. Analisis
Hubungan Antara Kondisi Keuangan Perusahaan dengan Pergerakan Harga Saham dan
Return Saham Perusahaan
Analisis
Hubungan antara kondisi keuangan perusahaan dengan pergerakan harga saham dapat
dilihat dari grafik dan penghitungan Return
On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin, Earning Per Share, Dividen
Per Share, Debt to Equity Ratio. Uraiannya sebagai berikut :
Return On Asset ( ROA) adalah salah
satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan atas keseluruhan dana yang di tanamkan dalam aktivitas yang
digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA pada PT. Astra Agro Lestari
Tbk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di mana saat laba
sebelum pajak naik dan total aktiva turun, maka ROA akan naik. Semakin tinggi
rasio ini, maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh kentungan
bersih. Hal ini selanjutnya akan menunjukkan daya tarik investor ke PT. Astra
Agro Lestari Tbk, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga
akan berdampak bahwa harga saham dari PT. Astra Agro Lestari Tbk tersebut di
pasar modal juga akan semakin tinggi, sehingga ROA akan berpengaruh terhadap
harga saham PT. Astra Agro Lestari Tbk.
Return On Equity (ROE) menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi laba
yang dihasilkan perusahaan, akan semakin tinggi pula return yang akan
dihasilkan perusahaan. Return perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga
saham perushaan tersebut bergerak naik. ROE ini memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola perusahaan sendiri secara efektif, pengukuran tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan. ROE pada PT. Astra Agro Lestari Tbk menunjukkan naik
turun yang kurang stabil, yang paling mencolok adalah pada tahun 2006-2009, di
tahun ini ROE PT. Astra Agro Lestari Tbk mengalami naik turun yang sangat
drastis, hal ini mempengaruhi harga saham perusahaan, harga saham pada tahun
ini juga mengalami naik turun yang kurang stabil, ini berarti kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan kurang stabil. Kemudian di tahun
berikutnya ROE kembali stabil.
Net
Profit Margin adalah perbandingan laba bersih dan penjualan. Semakin besar Net
Profit Margin maka kinerja perusahaan akan semakin produktif sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan
tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar presentase laba bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin
besar kemampan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Net Profit Margin
yang diperoleh PT. Astra Agro Lestari Tbk dari tahun ke tahun mengalami naik
turun yang tidak cukup stabil. Bisa dilihat di tahun 2006-2009, PT. Astra Agro
Lestari Tbk mengalami naik turun grafik Net Profit Margin yang drastis, ini
berarti di tahun 2006-2009 PT. Astra Agro Lestari Tbk menunjukkan kinerja
perusahaan yang kurang stabil, sehingga di tahun ini pula investor enggan untuk
menanamkan modalnya karena kekurang stabilan kinerja perusahaan. Kemudian di
tahun berikutnya kembali stabil.
Earning
Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba
bersih) dan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS) menggambarkan
profitabilitas perusahaan yang terdapat pada setiap lembar saham. EPS juga menggambarkan jumlah laba atau
keuntungan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham. EPS yang
meningkat menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf
kemakmuran investor. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal
yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut. Peningkatan jumlah permintaan
terhadap saham, mendorong harga saham naik. Dengan demikian, jika EPS
meningkat, maka pasar akan merespon positif dengan diikuti kenaikan harga
saham. Semakin tinggi nilai EPS berarti akan semakin baik karena akan
meningkatkan harga saham, dan ini akan menguntungkan perusahaan. EPS yang
tercatat pada
PT. Astra Agro Lestari menunjukkan alur garis grafik yang kurang stabil, dimana
pada tahun 2008 mengalami kenaikan yang tajam, dan dilanjutkan dengan penurunan
yang tajam pula di tahun 2009, kemudian naik lagi dari tahun 2009-2011, namun
pergerakannya tidak setajam di tahun 2008. Ini berarti di tahun 2008 pendapatan
yang dihasilkan lebih besar daripada pendapatan di tahun-tahun lainnya.
Debt
to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan
melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki. DER yang tinggi menunjukkan
tingginya ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan
semakin berat. Jika perusahaan menanggung beban melebihi modal sendiri, maka harga
saham akan menurun. Dilihat dari grafik pada PT. Astra Agro Lestari, garis grafik
menunjukkan alur yang cukup stabil, ini berarti perusahaan mampu melunasi hutang
dengan modal yang mereka miliki, tidak tergantung pada pihak luar.
D. Kesimpulan
dari Hasil Analisis Pergerakan Harga Saham
Berdasarkan analisis pergerakan harga saham PT Astra Agro Lestari
Tbk sebelumnya, dapat dilihat bahwa pergerakan harga penutupan saham harian
bersifat fluktuatif. Hal ini juga diiringi dengan pergerakan grafik return saham
yang cukup fluktuatif.
Pergerakan harga saham tersebut mengikuti dan menyesuaikan dengan
kondisi perekonomian global yang kurang stabil. Salah satunya adalah terjadinya
krisis moneter yang terjadi di akhir 2008. Hal ini menyebabkan para investor menjadi
enggan untuk menanamkan modal ke PT Astra Agro Lestari. Walaupun kurang stabil
tetapi PT Astra Agro Lestari mampu mempertahankan laju peningkatan harga saham
serta return sahamnya. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan
semakin meningkat bagi pihak eksternal (investor).
Jadi pergerakan harga saham dan volume transaksi saham yang terjadi
cenderung bersifat fluktuatif mengikuti kondisi perekonomian global.